Halaman


Pada tahun 1930, ketika onekore masih menjadi bagian Paroki Katedral, Pater Regional Karl Stenzer mendirikan sebuah kapela kecil di kampung Onekore. Kapela itu berfungsi hingga tahun 1960.

Mengenai perintisan Paroki , P. Frans Cornelissen, SVD membuat catatan menarik. " Pater Bekker, sebagai Vicarius delegatus, sangat menyetujui pembentukan Paroki baru. Hal ini, karena pengalamannya memimpin perayaan Ekaristi di Kapela Onekore setiap hari Minggu. Saat itu, Pater Bekker membuat misa pada jam 06.00 wita di kapela Vedapura untuk murid-murid SGB Negeri dan umat disekitarnya. Dan jam 07.30 Wita misa di kapela onekore.

Berhubung P. Clemens Pareira saat itu membutuhkan gudang Vedepura, maka ruangan yang biasa digunakan untuk misa tidak lagi digunakan. Sejak saat itu, Misa tiap hari di laksanakan di kapela Onekore. Dan hari Minggu, misa diadakan sebanyak dua kali. P. Bekker berkeinginan untuk membuat kapela yang lebih besar karena umat semakin banyak. Maka dimintalah Br. Frans membuat anggaran. Br. Frans akhirnya membuat RAP yang total keseluruhan sebesar Rp. 17.000,-.

Untuk meronovasi dan membangun kapela onekore tidaklah mudah. Ada tantangan-tangan yang dihadapi. Terkhusus masalah tanah dan tumbuhan di dalamnya. 

Tercatat, pada tanggal 22 Januari 1959 Onekore ditetapkan menjadi sebuah Paroki yang terpisah dengan Paroki Khatedral dengan batas parokinya Selatan Jalan Kelimutu (sekarang), Sebelah Timur woloweku; sebelah Utara :Gunung Wongge dan Kengo; sebelah barat dibatasi oleh Jl. Marilonga (sekarang) termasuk Potunggo.Dan pada tanggal 22 Juni 1959 dibentuklah Dewan Gereja, yang anggota Hendrikus Meke, Andreas Kapa, Adrianus Bidin dan Piet Diaz Viera. Untuk Pastor Paroki pertama diangkat P. Anton Aarts, yang sebelumnya adalah Pastor Wolowaru. Jumlah umat saat itu tercatat sebanyak 1500 jiwa. Selama masa pastor Paroki P. Anton Aarts diadakan pengembangan rumah gereja lagi.

Karena belum memiliki pastoran, pastor paroki untuk sementara tinggal di Biara Bruder Kondradus. Setelah itu 17 November 1959 barulah dimulai pembangunan Gereja paroki yang permanen. Sejak 5 Juni 1960 mulailah Gereja baru dipakai, saat dimana pesta Pentekosta, yang ditandai dengan perarakkan Sakramen Mahakudus dari kapela lama menuju gereja. Menurut catatan sejarah, tahun 1961 didirikan pastoran.